Kamis, 21 Februari 2008

Kewajiban Bekerja

Sidang Jumat yang berbahagia.

Marilah kita selalu bertakwa kepada Allah dalam arti yang sebenar-benarnya, bukan hanya diucapkan melainkan yang diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan, dengan menjalankan semua perintah Allah swt. Dan mejauhi segala laranganNya, dalam keadaan ramai ataupun sepi. Sungguh beruntung orang yang takwa, beruntung di dunia dan bahagia di akhirat.

Sidang Jumat yang berbahagia.

Sesungguhnya manusia mempunyai kewajiban menjaga kehidupan dirinya sendiri dan kehidupan orang yang menjadi tanggung jawabnya. Yaitu member nafkah setiap hari berupa makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan lainnya yang perlu dicukupi, sesuai dengan kemampuan yang ada. Akan tetapi…… dari mana kebutuhan nafkah akan diperoleh kalau kita tudak bekerja sambil mengharap rahmat Allah Swt. ?

Oleh karena itu marilah kita berusaha dan bekerja dengan rajin. Bekerja apa saja asal dengan jalan benar dan halal. Misalnya berusaha dan bekerja di bidang pertanian, perdagangan, menjadi buruh atau menjadi pegawai, menjadi pengusaha dalam bidang jasa dan sebagainya. Kalau bidang-bidang itu telah kita usahakan, akan tetapi belum berhasil, kita tidak boleh putus asa. Kita harus mencari jalan lain sehingga Allah Swt. Member jalan kelapangan bagi kiita.

Rasulullah bersabda :

“Carilah rezeki oleh kamu sekalian di dalam tumbuh-tumbuhan bumi” (HR. Ibnu Ya’la, Thabrani, dan Baihaqi dari Aisyah)

Dalam hadits lais Rosulullah bersabda :

“Carilah segala kebutuhan disertai dengan kebesaran jiwa karena setiap perkara itu berjalan bersama-sama dengan takdir (ketentuan)” (HR. Ibnu ‘Asyakir dari Abdullah bin Bisyr)

Sidang Jumat yang berbahagia.

Jadi bekerja itu merupakan perbuatan terpuji, bahkan termasuk amalan takwa jika kita mengetahui cara-caranya. Itulah sebabnya orang-orang saleh dan para Nabi pada masa hidupnya tidak pernah melupakan bekerja untuk nafkah keluarganya. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Daud As., beliau setiap hari tekun membuat pakaian dari besi, lalu dijual kepada kaumnya. Dari hasil itu beliau gunakan untuk mencukupi kebutuhan dirinya, keluarganya, dan menegakan agama Allah.

Rasulullah Saw. Dalam sejarahnya juga termasuk orang yang giat bekerja. Pada mulanya beliau bekerja menggembala kambing milik pamannya. Setelah menginjak usia muda beliau berdagang, menjajakan dagangan milik Siti Khatijah.

Imam Ahmad bin Hanbal juga mengatakan, bahwa para sahabat Rasulullah Saw. Berdagang di daratan dan di lautan, serta mengolah kebun kurma.

Rasulullah bersabda :

“Seseorang tidak makan yang lebih baik dari makanan yang ia hasilkan dari pekerjaan tangannya. Dan sesungguhnya Nabilullah Dawud As. Makan dari hasil pekerjaan tangannya.” (HR. Imam Bukhori)

Kemudian bagaimana cara-cara bekerja yang baik dan diridhai oleh Allah Swt., sehingga pekerjaan yang kita lakukan merupakan ibadah yang mendapat pahala, yaitu :

Pertama

Setiap akan melakukan pekerjaan, apapun pekerjaannya niatkanlah untuk ibadah mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Rasulullah Saw. bersabda :

“Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya bagi setiap orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya. Barang siapa hijrahnya itu menuju kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnyapun sampai kepada Allah dan RasulNya. Barang siapa hijrahnya menuju kepada dunia yang bakal diperolehnya, atau kepada wanita yang bakal dinikahinya, maka hijrahnya itu sebatas pada apa yang ia hijrahi”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua

Mencari pekerjaan yang halal dan diridhai Allah Swt.

Meskipun hanya menjadi buruh tani atau penjual minuman di pinggir jalan, atau menjadi pegawai rendahan, yang hasilnya tidak seberapa, hal itu lebih baik dari pada menjadi Bandar kasino, tukang tadah, perampok, koruptor dan sebagainya.

Rasulullah Saw. bersabda :

“Mencari harta yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam”. (HR. Thabrani)

Ketiga

Selalu bersyukur kepada Allah Swt. Setipa memperoleh hasil, meskipun hasilnya sedikit. Jangan sekali-kali menggerutu apabila pekerjaannya tidak memberikan hasil atau untung.

Firman Allah Swt. Di dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7 :

“Jika kalian semua bersyukur, niscaya Aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian ingkar, ingatlah behwa siksaKu sangat pedih”.

Kempat

Jujur, karena kejujuran merupakan modal utama untuk mencapai kesuksesan.

Rasulullah Saw. Bersabda :

“Kalian wajib berlaku benar (jujur), karena sesungguhnya kebenaran itu selalu bersama-sama dengan kebaikan dan kebaikan itu menunjukan ke surge. Dan takutlah kalian dengan dusta, karena dusta itu selalu bersama-sama dengan kejahatan, dan kejahatan itu tentu menunjukan ke neraka”. (Al Hadits)

Sidang Jumat yang berbahagia.

Demikianlah beberapa cara bekerja yang baik dan diridhai Allah Swt. Kalau cara-cara tersebut bias di amalkan oleh setiap orang yang bekerja, maka dia bukan hanya memperoleh hasil jerih payahnya saja, melainkan juga pahala dar Allah Swt. Pun ia peroleh, karena apa yang ia kerjakan itu adalah ibadah.

Sidang Jumat yang berbahagia.

Selain apa yang diuraikan di atas, maka perlu kita ketahui pula bahwa di dalam bekerja jangan sampai melupakan ibadah wajib yang rutin harus dikerjakan. Misalnya Salat lima waktu atau salat jumat, meskipun di saat pekerjaan itu tidak boleh ditinggalkan atau dalam keadaan sibuk. Justru hal itu adalah ujian yang berat bagi kita. Karenanya hentikan pekerjaan untuk sementara, lalu tunaikan salat denga khusu, selaikanlah pekerjaan itu dengan baik. Itulah realisasi takwa dalam bekerja, sebagimana diisyaratkan Allah Swt. Dalm firmanNya

Al-Jumu’ah ayat 10 :

“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan selalulah mengingat Allah supaya kamu beruntung”.

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita dalam bekerja, sehingga pekerjaan kita selalu diwarnai dengan ketakwaan. Amin